Kamis, 29 Agustus 2013

Bromo , East Java

Assalamualaikom...
Okeh, ini pertama kalinya aku maen ke gunung, mungkin kalo bukit udah beberapa kali, hehe
Trip dimulai dengan formasi ber 5 yang akhirnya jadi ber 6 , yaitu aku, mbak dila, mbak onie, mbak na, mbak risma dan roni.
Brangkat dari terminal Bungurasih menuju Situbondo. Sampai disana oper dengan angkot lokal, sampai di deoan pintu masuk Bromo, langsung cari penginapan. Abis itu kita lgsg menuju kawah Bromo, menempuh rute padang pasir dengan jalan kaki PP*buat yg nubie tidak disarankan apalagi anak kota yg manja2 hahaha
Puas poto2 jepret2, balek, meninkmati malem , dan istirahat, karena dini harinya kita harus bangun, buat ngejar sunrise. Dini hari kita bernagkat dengan jeep yg sudah dipesan menuju tempat sunrise, ternyata jalannya cukup jauh dan berliku, dan ternyata kita harus berjalan lagi, setelah jeep berhenti. Sampe gardu pandang ternyata udah rame bgt disana, orang bejubel berebut spot buat melihat sunrise.
Wihh akhirnya dapet jg tu sunrise, puas ngeliat , turun lanjut ke bukit teletubbies. Emang bener sih knp dinamain bukit teletubbies.. ada mirip nya.. disana ada sabana ijo ijo terhampar luass.. kita menyempatkan poto2 ala teletubbies jg *ehh. Lanjutt ke pasir berbisik, bener bener kek di tengah padang gurun ! Semua pasir terhampar di kelilingi gunung ! Bak iklan slaah satu *rokok.. kita poto2 poto ala my life my adventure hahaha?.
ok puas , kita lgsg cuss balek sby.. buat cerita selengkapnya.. silakan kunjungi site fb saya arief hape, disana ada foto2 trip saya dibromo , karena satu poto, menceritakan 100 kata :) thx visit my page

diposting oleh Arief Ha Pe @ 08.19   0 Komentar

Senin, 26 Agustus 2013

Ketika istri ingin bekerja , berkarir

Istri : "pa aku mau kerja, dan urusan rumah ga akan kerepotan. Aku bs bagi waktu."
Suami : " lho kenapa ma? Gaji papa kan lebih dr cukup."
Istri : " buat jaga2 kalo papa tiba2 pergi, meninggal gt"
Suami : "mama doain papa cepet mati?"
Istri :" ya engga
k pa,,,.ya buat jaga2 aja"

Besok nya, sore hari, sepulang kerja suami bawa seorang wanita ke rumah.
Istri :" ini siapa pa? Mau apa ke sini?"
Suami :" ini temen kerja papa, buat jaga2 kalo mama tiba2 pergi."

Hahaha
Disadur dr status e xxx (aku lali)

diposting oleh Arief_Hape @ 04.39   0 Komentar

Rabu, 21 Agustus 2013

Ketika seseorang sedang membicarakan kita .....

Ketika ada seseorang bicara mengenai kita di belakang, itu adalah tanda bahwa kita sudah ada di depan.

Ketika seseorang sedang merendahkan diri kita, itu adalah tanda bahwa kita sudah berada di tempat yang lebih tinggi.

Ketika orang berbicara dengan nada iri mengenai kita, itu adalah tanda bahwa kita sudah jauh lebih baik dari mereka.

Tahukah sahabat,

Kita juga butuh batu kerikil agar kita berhati-hati.

Butuh semak berduri, agar kita waspada.

Butuh persimpangan, agar kita bijaksana dalam memilih.

Butuh petunjuk jalan, agar kita punya harapan tentang arah masa depan.

Butuh masalah, agar kita tahu kita ini mempunyai kekuatan.

Butuh pengorbanan, agar kita tahu cara bekerja keras.

Butuh air mata, agar kita tahu merendahkan hati.

Butuh dicela, agar kita tahu bagaimana cara menghargai.

Butuh tertawa, agar kita tahu mengucap syukur.

Butuh senyum, agar kita tahu bahwa kita punya cinta.

Butuh orang lain, agar kita tahu bahwa kita tak sendiri.

Sungguh…

Tak ada satu hal pun di dunia ini yang sia-sia.

Sahabat...

Semoga hari ini dan hari yang akan datang selalu penuh kebahagiaan..

diposting oleh Arief_Hape @ 21.22   0 Komentar

Syukur =/ Puas ?

Bersyukur, bukan berarti berpuas diri, apalagi kemudian berhenti.

diposting oleh Arief_Hape @ 21.19   0 Komentar

Upacara 17-an ( Sang Saka Merah Putih atau Sang Merah Putih ? )

Banyak orang salah kaprah pas 17an ini,
Para kumendan upacara *paling tidak di kantor saya tadi , mengucapkan "kepada Sang Saka Merah Putih, hormat grak!"
Tahukah salahnya dimana? Yap benar, yg dikibarkan tidak mungkin Sang Saka, Sang Saka Merah Putih adalah bendera merah putih aseli yg dijait ibu Fatmawati yg sekarang sudah berada di Museum, Jakarta,
Jadi kalo menyebut benderanya cukup "Kepada Sang Merah Putih" *gag usah dipanjang2in biar keren sajake :))

dasarnya bisa dicek di uu nomer 24 tahun 2009

diposting oleh Arief_Hape @ 21.17   0 Komentar

Lidah & Hati

Aku tidak sebaik yang engkau ucapkan, tetapi aku juga tidak seburuk apa yg terlintas di hatimu

Ali bin abi Thalib

diposting oleh Arief_Hape @ 21.15   0 Komentar

Perjalanan ini

Janganlah mencari seseorang yang hanya mau menunggumu di puncak, carilah yang mau menemanimu mendaki.

diposting oleh Arief_Hape @ 21.11   0 Komentar

Bankir, Rakyat, & Pemerintah

Uang dalam sebuah masyarakat ibarat darah di dalam tubuh manusia. Kelebihan atau kekurangannya akan menyebabkan tekanan tinggi dan rendah (inflasi dan deflasi).

Kalau orang biasa ditanya berapa banyak uang beredar yang sepantasnya ada dalam sebuah masyarakat, jawaban logisnya adalah tergantung berapa banyak BARANG DAN JASA yang sanggup diperdagangkan oleh komunitas tersebut dalam perdagangan sehari-hari mereka.

Tetapi siapa sebenarnya yang menentukan jumlah uang beredar, dan bagaimana uang diedarkan?

Karena uang hanyalah medium pertukaran barang dan jasa di dalam komunitas tersebut, untuk melayani masyarakat tersebut, logisnya adalah tak seorangpun yang berhak mengambil keuntungan dari pengadaan uang. Orang yang berproduksi pantas mendapatkan uang, dan orang yang tidak berproduksi tidak mendapatkan apa-apa.

Petani menghasilkan hasil tani, nelayan mencari ikan dan hasil laut, penenun kain membuat pakaian, tukang masak mengolah hasil tani menjadi makanan, tukang kayu membuat bangunan dan perkakas rumah, orang-orang terdidik menjadi guru di sekolah, dll. Semua orang mengerjakan dan memberikan kontribusi ke masyarakat sesuai kemampuannya. Uang harusnya diciptakan OLEH komunitas tersebut UNTUK melayani komunitas tersebut.

Tetapi kemudian sekelompok kecil anggota komunitas tersebut, yang diberkati dengan daya pikir yang lebih tajam, sekaligus keserakahan yang tak terhingga, memahami bahwa mereka bisa TIDAK memberikan kontribusi apapun tetapi memiliki segala-galanya di masyarakat tersebut. Kelompok ini adalah "Pengada (Pencipta) Medium Uang."

Kalau demi memiliki uang dan menghindari sistem bartel yang merepotkan, masyarakat tersebut rela MEMINJAM uang kepada kelompok tersebut, maka masyarakat ini secara de facto telah menjadi budak abadi dari kelompok pencipta uang itu.

Misalkan : masyarakat ini terdiri dari 100 penduduk. Ada yang jadi petani, nelayan, tukang kayu, penenun kain, tukang masak, penambang, guru dll.

Kemudian sang Pencipta Uang, katakanlah seorang penambang emas, berhasil membujuk masyarakat tersebut untuk menggunakan koin emas buatannya sebagai medium pertukaran (uang). Semua orang membeli emas darinya, dan sebagai gantinya memberikan barang / jasa tertentu kepadanya. Yang lain, karena tidak memiliki barang, akhirnya harus meminjam kepada tukang emas tersebut.

Bila tukang emas ini meminjamkan 1000 koin emas dan menagih 5% bunga kepada masyarakat ini, maka tanpa menggunakan hukum bunga-berbunga sekalipun, dalam waktu 20 tahun tukang emas ini akan memiliki semua koin emas dia kembali, dan masyarakat ini masih tetap berhutang 1000 koin emas kepadanya.

Saat itu, tak satu pun koin beredar di masyarakat, sehingga tidak mungkin masyarakat tersebut sanggup membayar. Tentu saja, dalam prakteknya, memasuki tahun ke-2 sekalipun tukang emas tersebut sudah harus meminjamkan koin emasnya kepada anggota masyarakat ini, tukang emas ini tidak ingin bunga yang dia terima membuat suplai uang di masyarakat menurun, karena nantinya skema ini akan terbongkar.

Penurunan suplai uang di komunitas manapun selalu menciptakan resesi / depresi ekonomi. Agar sistem ini tidak gagal, komunitas tersebut harus terus mengajukan pinjaman baru, agar saat bunga / cicilan pokok pinjaman lama dibayarkan, suplai uang di komunitas tersebut tidak berkurang.

Tidak masalah medium apa yang Anda gunakan sebagai uang, selama sang pencipta uang adalah pemilik medium uang (bukannya masyarakat itu sendiri) dan berhak menagih bunga atas pinjamannya, masyarakat ini tidak akan pernah sanggup melepaskan diri dari perbudakan bunga, siklus inflasi dan resesi.

Pihak yang paling berkepentingan agar emas menjadi medium pertukaran uang, bisa Anda yakin bahwa dia pasti memiliki banyak emas yang ingin dia jual atau pinjamkan. Inilah satu-satunya motivasi dia untuk mempromosikan emas sebagai uang.

Karena kemampuan komunitas tersebut untuk berhutang ada batasnya, dan akibat bunga pinjaman yang harus mereka bayarkan, sebagian anggota komunitas tersebut pun jatuh miskin pada tahun-tahun pembayaran berikutnya. Manusia, sebagai makluk sosial, menyadari bahwa anggota masyarakat yang tidak beruntung ini tidak bisa dibiarkan begitu saja dan perlu dibantu. Maka diciptakanlah sebuah institusi sederhana untuk membantu mereka, yaitu Pemerintah, yang juga akan berfungsi untuk mengatur hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan orang banyak.

Tetapi, karena dari tahun ke tahun semakin banyak uang yang diperlukan untuk membantu anggota masyarakat yang tidak beruntung ini, skala pemerintah dan uang yang diperlukan untuk membiayai mereka pun terus bertambah besar.

Pemerintah, yang didirikan untuk menjadi penolong, perlahan-lahan justru berubah menjadi penodong. Jangan lupa, anggota pemerintah pun orang-orang biasa yang perlu makan dan memiliki kebutuhan lainnya. Jadi, sebelum uang yang dikumpulkan masyarakat untuk membantu orang miskin ini digunakan, sebagian uang tersebut pun masuk ke kantong anggota pemerintah terlebih dahulu.

Semakin besar jumlah orang miskin yang perlu dibantu, semakin besar skala pemerintah di komunitas tersebut. Semakin banyak usaha yang jatuh bangkrut, semakin sering juga pemeritah mengambil alih usaha-usaha tersebut, dan semakin banyak uang juga yang perlu dibayar anggota komunitas yang masih produktif dan belum bangkrut (*pajak). Suatu ketika, saat uang yang sanggup dikumpulkan dari masyarakat yang masih produktif pun tidak mencukupi lagi, pemerintah, sebagai sebuah institusi, pun mulai mengajukan pinjaman kepada si pencipta uang (dalam contoh di atas, si tukang emas)

(*Pajak : bedakan pajak yang ditarik untuk membantu orang miskin, pembangunan infrastruktur, gaji anggota pemerintah, Vs pajak untuk membayar cicilan hutang pemerintah. Kalau Anda mengira pajak yang Anda bayarkan setiap bulan semuanya digunakan untuk membantu orang miskin di Indonesia, memperbaiki jalan, sekolah, tempat ibadah dll, sebaiknya Anda mengecek dengan mata sendiri betapa besarnya anggaran pemerintah yang digunakan untuk membayar cicilan hutang & pokok kepada bankir internasional.)

Pemerintah, akhirnya pun terpojok untuk terus memaksa rakyatnya membayar lebih banyak lagi tagihan pajak, bea ini bea itu, pungutan jinak, pungutan liar, dll. Sekarang posisinya menjadi Pemerintah Vs Rakyat.

Orang-orang yang tidak setuju dengan kebijakan pemerintah pun mulai membuat kelompok (partai) baru, seolah-olah mereka bisa menyelesaikan masalah, mengembalikan skala pemerintah ke skala yang lebih kecil, dan mengurangi pajak dan pungutan kepada masyarakat produktif mereka.

Puluhan partai didirikan untuk berdebat satu sama lain, tetapi tak seorang pun yang bersedia mendebat asal usul uang mereka, tak seorang pun membicarakan si tukang emas. Mungkin memang itulah fungsi utama sistem demokrasi, agar si tukang emas lebih gampang mempertahankan kekuasaan. Bagaimanapun, jauh lebih gampang menyuap beberapa ratus anggota parlemen dibanding menyuap mayoritas rakyat di suatu negara.

Keadaan dari tahun ke tahun bertambah kacau, jumlah orang miskin terus bertambah dari generasi ke generasi. Anak-anak muda mulai khawatir akan masa depan mereka, dan tak mengerti mengapa generasi ini tampaknya lebih miskin dibanding generasi sebelumnya, dan kelihatannya anak-anak mereka sendiri akan lebih miskin dibanding mereka sendiri saat ini.

Polisi, tentara, yang seharusnya ada untuk melindungi rakyatnya, suatu ketika akan digunakan oleh si tukang emas sebagai senjata untuk melawan rakyatnya. Ironisnya, si tukang emas ini bahkan tidak perlu repot-repot menggaji polisi dan tentara. Gaji mereka dibayar oleh pajak rakyat yang mereka tindas.

Tahun depan Indonesia akan kembali menyelenggarkan Pemilu. Kalau tidak ada kejutan, lagi-lagi puluhan partai politik akan berdebat dan menyanyikan janji-janji manis kepada orang-orang yang ingin percaya. Dan lagi-lagi tak sebuah partai pun yang akan menyinggung si tukang emas saat ini, BANK (mulai dari Bank Sentral, dan kemudian ke Bank-Bank Komersial yang menciptakan mayoritas uang beredar di negara ini).

Kita masih berada dalam perbudakan bunga bank, tidak berubah sejak sebelum merdeka. Dan bank-bank komersial pun masih tetap mempraktekkan fractional reserve banking, tidak berubah sejak ratusan tahun lalu.

Kontrol atas kredit masih di tangan bankir, bukan di tangan rakyat. Jadi... Nothing is going to change, nothing!

Tahun depan, saat pinjaman tak terbayar rakyat USA memuncak, konsumsi mereka akan menurun tajam. Ketika mereka berhenti konsumsi, toko-toko distributor utama di Amerika akan mengurangi order ke pabrik-pabrik di Asia dan Eropa. Kurangnya order kemudian diikuti dengan PHK masal di Asia dan Eropa, dan kemudian toko-toko retail di Asia dan Eropa pun akan mulai jatuh bangkrut dan tidak bisa membayar pinjaman ke bank-bank komerisial lokal mereka.

Hanya orang-orang (& perusahaan) yang paling sedikiti dibiayai oleh hutanglah yang bisa keluar dari krisis kali ini. Sisanya akan jatuh bangkrut dan aset mereka akan diambilalih para bankir. 2-3 tahun ke depan, para "tukang emas" akan menikmati sensasi konsolidasi mereka, bisnis-bisnis akan jatuh ke lebih sedikit tangan, kompetisi akan berkurang (termasuk bisnis perbankan). Mimpi mereka untuk meMONOPOLI semua aset semakin mendekati kenyataan. "Last Man Standing."

Di sisi lain, orang-orang miskin terus bertambah. Anak-anak tidak sanggup sekolah, orang yang masih memiliki pekerjaan pun mulai berpikir untuk korupsi lebih banyak karena gaji tidak mencukupi, sebagian lagi mencari solusi lewat perjudian, prostitusi, perdagangan obat terlarang, dan hubungan internal keluarga juga memburuk. Hubungan antar orang di masyarakat pun tidak bertambah baik, orang-orang sibuk memikirkan bagaimana mereka harus makan, tak ada lagi waktu untuk bersosialisasi secara suka rela, kemunafikan pun bertambah... Kriminalitas akan meningkat tajam, dan tak banyak yang bisa dilakukan.

Percayakah Anda?
Bila Anda tidak menghentikan sistem ini sekarang, bila Anda tidak mengekspos kejahatan perbankan sekarang, maka akan tiba suatu hari.. di mana saat Anda mempertaruhkan nyawa Anda sekalipun, Anda tidak akan punya peluang lagi untuk menang. Semua aset, utilitas umum, militer, media, pendidikan, kepolisian, konglomerasi pertanian, perkebunan, pertambangan, gudang nasional makanan dan distribusinya, semuanya sudah dalam genggaman "tukang emas".

Mulailah bercerita, "Silence is Acceptance."
 Sumber: http://pohonbodhi.blogspot.com/2008/10/bankir-rakyat-pemerintah.html

diposting oleh Arief_Hape @ 04.09   0 Komentar

Jumat, 16 Agustus 2013

INDONESIA Vs MESIR " JAS MERAH "

Dan Ingatlah wahai sahabat, di saat negeri ini memproklamirkan Kemerdekaan,
negeri pertama yang mengakui kedaulatan kita adalah Mesir (dan Palestina)
Seandainya kita mampu memaknai slogan JAS MERAH dari Bung Karno,
#‎SaveEgypt‬

FOTO; Hasan Al Banna dengan delegasi Indonesia, Agus Salim & Rasjidi

 

diposting oleh Arief_Hape @ 01.48   0 Komentar

Kamis, 15 Agustus 2013

Indonesia - Mesir , emang gue pikirin ?

Menjelang hari bersejarah bangsa kita, mari tengok ke belakang sebelum ada ‪#‎EgyptMassacre‬. Apa yang diperbuat rakyat mesir sejak 68 tahun lalu saat ada ‪#‎IndonesiaMassacre‬ ?

"Di jalan-jalan terjadi demonstrasi-demonstrasi dukungan kepada Indonesia oleh masyarakat Timur Tengah. Ketika terjadi serangan Inggris atas Surabaya 10 Nopember 1945 yang menewaskan ribuan penduduk Surabaya, demonstrasi anti Belanda-Inggris merebak di Timur Tengah khususnya Mesir.

Sholat ghaib dilakukan oleh masyarakat di lapangan-lapangan dan masjid-masjid di Timur Tengah untuk mendoakan para syuhada yang gugur dalam pertempuran yang sangat dahsyat itu.

Yang menyolok dari gerakan massa internasional adalah ketika momentum Pasca Agresi Militer Belanda ke-1, 21 juli 1947, pada 9 Agustus.

Saat kapal "Volendam" milik Belanda pengangkut serdadu dan senjata telah sampai di Port Said.

Ribuan penduduk dan buruh pelabuhan Mesir yang dimotori gerakan Ikhwanul Muslimin (persaudaraan kaum muslim) bersama elemen rakyat, berkumpul di pelabuhan itu.

Mereka menggunakan puluhan motor boat dengan bendera merah putih -tanda solidaritas- berkeliaran di permukaan air guna mengejar dan menghalau blokade terhadap motor-motor boat perusahaan asing yang ingin menyuplai air & makanan untuk kapal "Volendam" milik Belanda yang berupaya melewati Terusan Suez, hingga kembali ke pelabuhan.

Kemudian motor boat besar pengangkut logistik untuk "Volendam" bergerak dengan dijaga oleh 20 orang polisi bersenjata beserta Mr.Blackfield, Konsul Honorer Belanda asal Inggris, dan Direktur perusahaan pengurus kapal Belanda di pelabuhan.

Namun hal itu tidak menyurutkan perlawanan para buruh Mesir.

Wartawan 'Al-Balagh' pada 10/8/47 melaporkan:
"Motor-motor boat yang penuh buruh Mesir itu mengejar motor boat besar itu dan sebagian mereka dapat naik ke atas deknya. Mereka menyerang kamar stirman, menarik keluar petugas-petugasnya, dan membelokkan motor boat besar itu kejuruan lain."

Melihat fenomena itu, majalah TIME (25/1/46) dengan nada minornya menakut-nakuti Barat dengan kebangkitan Nasionalisme-Islam di Asia dan Dunia Arab.

"Kebangkitan Islam di negeri Muslim terbesar di dunia seperti di Indonesia akan menginspirasikan negeri-negeri Islam lainnya untuk membebaskan diri dari Eropa.

Sumber: Buku "Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri" , Ketua Panitia Pusat Perkumpulan Kemerdekaan Indonesia, M. Zein Hassan Lc.
Masih ingatkah kita, negera pertama yg mengakui kemerdekaan Indonesia ?

FOTO : Mursi saat memberikan bantuan Bencana Tsunami di Aceh

diposting oleh Arief Ha Pe @ 23.02   0 Komentar