Jendela
Jendela
Angin malam membelai lembut
Rambut panjangnya
Keresahan orang-orang tak berjiwa
Kucanda habis waktu
Tanpa sengaja lihat engkau
Tertawa renyah nan manis
Menambah keelokanmu
Ku pandangi tak terhenti
Smakin lama……
Smakin ingin……
Lambat laun,
Detil-detil wajahmu
Senyummu,hidungmu
Matamu, rambutmu
Hingga lesung pipimu
Terpatri di hatiku
Satu kata tersirat dalam benak
Siapa namamu
Kau toleh ke arahku
Aku palingkan muka
Sesekali lirikkan mata
Dari balik jendela terali kelasku
Bukan sajak indah nan memukau
Bukan pula melodi romantis nan merdu
Apalagi surat cinta
Dengan sejuta rayuan gombal
Ini hanyalah secarik coretan tak indah
Dari seorang hamba tak berseni
Yang ungkapkan isi hati
Di malam saat dia teringat
sesosok puan
Penggores luka namun
Pula menghapusnya dengan rasa
Semoga dia dapat mengerti perasaan
Hamba itu dalam kepedihannya…..
Kepedihan suci tak abadi
Mungkin tuk menunggu
Jendela-jendela lain
Yang mengetuk hatinya
Angin malam membelai lembut
Rambut panjangnya
Keresahan orang-orang tak berjiwa
Kucanda habis waktu
Tanpa sengaja lihat engkau
Tertawa renyah nan manis
Menambah keelokanmu
Ku pandangi tak terhenti
Smakin lama……
Smakin ingin……
Lambat laun,
Detil-detil wajahmu
Senyummu,hidungmu
Matamu, rambutmu
Hingga lesung pipimu
Terpatri di hatiku
Satu kata tersirat dalam benak
Siapa namamu
Kau toleh ke arahku
Aku palingkan muka
Sesekali lirikkan mata
Dari balik jendela terali kelasku
Bukan sajak indah nan memukau
Bukan pula melodi romantis nan merdu
Apalagi surat cinta
Dengan sejuta rayuan gombal
Ini hanyalah secarik coretan tak indah
Dari seorang hamba tak berseni
Yang ungkapkan isi hati
Di malam saat dia teringat
sesosok puan
Penggores luka namun
Pula menghapusnya dengan rasa
Semoga dia dapat mengerti perasaan
Hamba itu dalam kepedihannya…..
Kepedihan suci tak abadi
Mungkin tuk menunggu
Jendela-jendela lain
Yang mengetuk hatinya
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda